AP.Newgroho Konsultan IT di Bandar Lampung

Searching...
Tuesday, September 19, 2017

Penyakit Difteri, Apa Penyebab dan Bagaimana Pencegahan serta Pengobatannya?

September 19, 2017
DIFTERI itu penyakit apa ya? Mari kita cari tahu dan bagikan kepada orang-orang terdekat kita...





A. Penjelesan dari beberapa sumber, tentang penyakit Difteri.

Menurut Wikipedia IndonesiaDifteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium diphtheriae. Difteri ialah penyakit yang mengerikan di mana masa lalu telah menyebabkan ribuan kematian, dan masih mewabah di daerah-daerah dunia yang belum berkembang. Orang yang selamat dari penyakit ini menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal. Anak-anak yang berumur satu sampai sepuluh tahun sangat peka terhadap penyakit ini.

Menurut MediskusDifteri adalah penyakit infeksi saluran napas yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium difteri. Penderitanya akan mengeluh nyeri tenggorokan, demam dan timbulnya selaput di permukaan tonsil (amandel) dan atau nasofaring. Difteri merupakan penyakit yang sangat cepat menular, penularannya dapat melalui udara dan kontak langsung dengan penderita. Untuk itu, penanganan segera sangat dibutuhkan dalam mengatasi penyebaran penyakit ini.

Menurut DokterSehatDifteri adalah infeksi bakterial serius yang mempengaruhi membran mukossa di tenggorokan dan hidung. Meskipun penyakit ini dengan mudah menyebar dari satu orang ke orang lain, difteri dapat dicegah dengan vaksinasi.

B. Penyebab Penyakit Difteri

Mengutip dari beberapa sumber, yang menjadi penyebab penyakit Difteri adalah jenis bakteri yang dinamai Corynebacterium diphtheriae.


Sumber Gambar

Bakteri ini merupakan bakteri gram positif berbentuk batang yang dapat menghasilkan eksotoksin. Ada 4 strain bakteri ini yaitu gravis, intermedius, mitis, dan belfanti. Strain intermedius paling banyak dihubungkan dengan produksi eksotoksin meskipun ketiga strain lainnya juga mampu menghasilkan eksotoksin.

Umumnya bakteri ini memiliki masa inkubasi (rentang waktu sejak bakteri masuk ke tubuh sampai gejala muncul) 2 hingga 5 hari. Kondisi difteri akan menyebar melalui kontak langsung obyek yang mengandung bakteri, seperti berbagi cangkir minuman, atau penggunaan tisue/sapu tangan yang sama. Meskipun orang yang terinfeksi difteri belum tentu menunjukkan tanda dan gejala, orang tersebut tetap mampu menularkan difteri sampai dengan 6 minggu setelah infeksi awal.

Bakteri seringkali menginfeksi hidung dan tenggorokan. Sekali Anda terinfeksi, bakteri akan melepaskan zat berbahaya yang disebut toksin. Toksin akan meluas ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan seringkali menyebabkan lapisan abu-abu tebal di mukosa hidung, tenggorokan, lidah, dan saluran napas.

C. Gejala Penyakit Difteri

Dikutip dari beberapa sumber, gejala difteri akan nampak dalam 2 - 5 hari (siklus inkubasi bakteri Corynebacterium diphtheriae) setelah penderita terpapar bakteri penyebab difteri. Awalnya hanya seperti terkena virus flu biasa, namun jika lebih diamati akan terlihat tanda seperti munculnya lapisan tebal berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan tonsil (amandel).



Selain itu, ada tanda-tanda lainnya seperti berikut ini :


  1. Demam dan menggigil
  2. Sakit tenggorokan dan suara serak
  3. Sulit bernapas atau napas yang cepat
  4. Pembengkakan kelenjar limfa pada leher
  5. Lemas dan lelah
  6. Hidung beringus. Awalnya cair, tapi lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang berdarah
  7. Sulit mengunyah
  8. Sakit kepala
  9. Batuk
  10. Kulit yang membiru
  11. Mengeluarkan air liur terus menerus
  12. Rasa tidak nyaman pada tubuh
  13. Perubahan pandangan
  14. Bicara yang cadel
  15. Tanda syok seperti pucat dan kulit yang dingin
  16. Berkeringat dingin
  17. Denyut jantung yang cepat

Segera periksakan diri ke dokter jika Anda atau siapapun yang dekat dengan Anda menunjukkan gejala-gejala tersebut. Penyakit ini harus diobati secepatnya untuk mencegah komplikasi. Seiring berkembangnya penyakit, membran yang menempel (pseudomembran) akan mulai menutupi tonsil (amandel), faring, dan atau jaringan dalam rongga hidung. Jika tidak diobati, pseudomembran bisa menyebar ke laring dan trakea serta menyebabkan penyumbatan jalan napas. Inilah alasan kenapa difteri bisa menyebabkan kematian.

D. Pencegahan Penyakit Difteri

Ternyata penyakit ini sangat mudah dicegah, yaitu dengan cara vaksinasi yang tergabung dalam vaksin DPT (Difteri, Tetanus, dan Pertusis atau batuk rejan).

Vaksin DPT termasuk dalam 5 imunisasi wajib bagi anak-anak di Indonesia. Pemberian vaksin ini dilakukan 5 kali pada saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, satu setengah tahun, dan lima tahun.

Vaksinasi tersebut umumnya dapat melindungi anak terhadap difteri seumur hidup. Namun bagi mereka yang belum menerima vaksin ini saat bayi, terdapat vaksin sejenis yang bernama Tdap yang bisa diberikan pada usia 12 tahun.

Penderita difteri yang sudah sembuh juga disarankan untuk menerima vaksin karena tetap memiliki risiko untuk kembali tertular penyakit yang sama. Efek samping vaksin biasanya ringan seperti nyeri pada tempat infeksi. Efek samping ini akan menghilang dalam beberapa hari. Beberapa pasien ada yang mengalami gejala lebih berat meskipun jarang. Pasien juga harus waspada jika terjadi alergi.

E. Pengobatan Penyakit Difteri

Walaupun cara untuk mencegah penyakit difteri cukup mudah, ternyata masih ada juga peluang seseorang bisa terkena penyakit ini. Lalu bagaimana cara untuk mengobati seseorang yang terkena penyakit difteri? Mari kita cari tahu lagi... :)

Dokter anda akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengecek pembesaran kelenjar getah bening. Mereka juga akan menanyakan riwayat medis Anda dan gejala yang Anda rasakan. Dokter juga akan yakin bahwa pasiennya mengalami difteri jika melihat lapisan abu-abu di tonsil atau di tenggorokan. Untuk mengkonfirmasi diagnosis, dokter akan mengambil sampel jaringan yang terkena dan akan mengirimkannya ke laboratorium. Namun karena difteri bisa mematikan maka CDC (Center For Disease Control and Prevention) merekomendasikan pengobatan difteri diberikan dengan segera jika memang pasien dicurigai terinfeksi penyakit ini.

Berdasarkan beberapa sumber, teknik pengobatan untuk penyakit difteri dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan memberi Antibiotik Difteri dan Antitoksin Difteri.

  1. Antibiotik akan membantu tubuh untuk membunuh bakteri dan menyembuhkan infeksi. Dosis penggunaan antibiotik tergantung pada tingkat keparahan gejala dan lama pasien menderita difteri. CDC merekomendasikan pemberian antibiotik eritromisin sebagai terapi pertama bagi pasien yang berusia di atas 6 bulan. Untuk pasien yang lebih muda atau tidak bisa menggunakan eritromisin, maka CDC merekomendasikan pemberian penisilin intramuskular. Pasien biasanya menjadi noninfeksius atau tidak menular setelah 48 jam pemberian antibiotik dan sebaiknya diisolasi untuk mencegah penularan penyakit.
  2. Antitoksin berfungsi untuk menetralisasi toksin atau racun difteri yang menyebar dalam tubuh. Sebelum memberikan antitoksin, dokter akan mengecek apakah pasien memiliki alergi terhadap obat tersebut atau tidak. Apabila terjadi reaksi alergi, dokter akan memberikan antitoksin dengan dosis rendah dan perlahan-lahan meningkatkannya sambil melihat perkembangan kondisi pasien.
Dokter akan menentukan apakah pasien hanya butuh pengobatan dengan antibiotik ataukah dengan kombinasi antibiotik dan antitoksin berdasarkan gejala pasien, status imunitas tubuh dan juga berdasarkan perkembangan penyakitnya. Selama pengobatan, dokter juga dapat menyarankan untuk pasien opnam di rumah sakit di ruang isolasi sehingga pasien tidak akan berpotensi menularkan infeksi ke orang lain.


Ternyata penyakit ini cukup mengkhawatirkan ya??? :)
Semoga informasi kesehatan ini bisa bermanfaat bagi kita semua ya...
Semoga kita serta orang-orang terdekat kita terhindar dari penyakit ini...
dan satu lagi, mari bersama-sama kita doakan, apabila ada yang sedang terserang penyakit ini, semoga lekas sembuh.
aamiiin...

Disaat kita terserang penyakit, kita harus tetap kuat menghadapinya. Percaya pada diri bahwa kita pasti sembuh. Percaya pada orang lain yang berusaha membantu. Yang paling utama adalah Yakin dan Percaya kepada Allah SWT yang akan menyembuhkan sakit kita.


SEMOGA BERMANFAAT



0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih sudah berkomentar di sini...
Semoga yang anda lakukan mendapatkan balasan yang nyata.
Amin...
:)